Kalian pasti pernah bertemu dengan orang yang-ga-tau-apa-apa tentang kita, tapi sok-tau-banget tentang kita. Orang seperti itu memang nyebelin. Apalagi kalo udah kelewatan. Tapi tau ga sih. Mereka yang sok tahu tentang kita, justru mereka (mungkin) orang pertama yang ingin tahu tentang kita.
Orang yang sok tahu itu sih masih wajar, namanya juga manusia, kadang kan kepo, kalo ga kepo tandanya ga care. Tapi kalo ada orang yang suka menghina gimana tuh? Kalo kata anak jaman sekarang sih, suka bully/judge/etc,. Apalagi kalo menghinanya udah keterlaluan banget. Kuping rasanya panas. Tangan juga pengen banget nampar. Bener kan? Gue sih udah biasa ngadepin orang seperti itu. Apalagi waktu itu ada yang menghina gue gara-gara gue anak yatim. Hahahaha lucu ga sih? Gue sih nganggepnya lucu. Nih ya, iya gue emang anak yatim, trus masalah buat dia apa? Dia juga ga ngasih makan gue kan. Terus ngapain repot-repot ngurusin hidup orang, kalo hidupnya aja belum bener. Kurang kerjaan yah, kasihan....
Cara ngadepin orang yang suka merendahkan orang lain sih sebenernya sederhana. Jangan dengarkan! Sulit. Memang. Tapi dengan tak mendengarkan cacian dari orang yang tak suka melihat kebahagiaan kamu, tidak akan membuatmu kepikiran atas omongan yang ga penting itu. Hanya orang sirik yang tak mampu menjadi sepertimu. Mereka yang merendahkanmu adalah mereka yang sangat ingin sepertimu, tetapi tidak mampu. Mereka yang merendahkanmu adalah mereka yang ingin cari perhatianmu. Mereka yang menghinamu adalah orang yang selalu mengingatmu, kapanpun, dimanapun, dan apapun yang kamu lakukan.
Mereka yang menertawakan kamu hari ini, akan menangis dikemudian hari melihat kesuksesanmu. Mereka yang menertawakanmu akan menjadi pecundang.
Sebenarnya tujuan dari orang sirik itu apa ya? Kita sama-sama hidup di dunia, sama-sama makan nasi. sama-sama bisa berusaha, berdoa, dan berkarya. Lalu, buat apa lagi sirik? Orang sirik itu sebenarnya mampu, tetapi mereka malas, lalu mencari kesalahan orang dan menertawakannya. Ga ada orang sirik yang ga nyebelin. Nah. Jadi, kalo ada teman yang sirik, enaknya sih di-senyum-in aja seperti ini ;;;))))))))) ga cuma melatih kesabaran, juga ibadah karena senyum melulu.
Kalo ada yang pernah denger lagu jkt48 - Shiroi Shirt, ada liriknya yang ini "kesedihan dan kesulitan ayo kita cuci", nah, ini, cocok. Daripada nangisin kesedihan, lebih baik kita cuci. Cucinya bukan pake air sama sabun yah -_- gue juga ga tau dicuci pake apa wkwk mungkin dengan melupakan orang yang bikin sakit hati atau menghabiskan waktu sama temen, refreshing atau apa lah gitu :p
Gue selalu senang kalo ada orang lain yang lagi bahagia walaupun.........
iya, ga tau kenapa, gue senang aja gitu liat orang bahagia. Apalagi kalo melihat orang yang deket sama kita bahagia, waaah pasti kita kecipratan bahagianya deh. Contoh; kalo temen kita jadian, kita kadang dapet pj, iya kan? :D
Tapi, saat ada yang bahagia, tapi kamu ingin tersenyum bahagia melihatnya, tapi juga menangis melihatnya, bagaimana? Gue ga perlu jabarin pertanyaan tadi, takut ada salah paham. Yang pasti, jika orang lain bahagia, harusnya sih kita ikut bahagia, apapun itu, sesakit apapun, se-ga-rela apapun, kita harus ikut bahagia. Karena dengan kita bahagia melihat orang yang sedang bahagia, bisa saja tiba-tiba datang kebahagiaan untuk kita sendiri. Kebahagiaan baru yang entah kapan akan datang. Kebahagiaan baru yang bisa memudarkan luka yang sukar untuk dihapuskan. Kebahagiaan baru yang mejadi jembatan agar kita menemukan arti kata 'kebahagiaan' yang sesungguhnya. Tak ada yang mustahil.
Kebahagiaan gue ga muluk-muluk, dengan melihat keluarga, teman, sahabat, dan lainnya bahagia, gue ikut bahagia kok.
Kata orang, merelakan orang yang kita sayang itu lebih sulit ketimbang merelakan orang yang kita sayang pergi dari kita. Kalo menurut gue sih, sulit itu karena manusia nya sendiri yang ingin dibuat sulit. Ya, mereka yang tak ingin, akan merasakan sulit. Bisa ngerti kata-kata gue tadi kan? Merelakan orang yang kita sayang dengan yang lain menurut gue 'why not', kalo orang itu bahagia, gue bisa apa....iya kan? Seperti contohnya; dulu gue punya pembantu, dia ngasuh gue dari gue belum lahir (nahlhooooo?) dari bayi maksud gue wkwkwk trus saat gue udah masuk bangku sekolah, dia izin berhenti karena mau nikah -_- yaa dengan berat hari deh gue kehilangan pembantu gue yang udah gue anggep seperti keluarga sendiri. Itu sama aja kan yah merelakan orang yang kita sayang bahagia dengan yang lain?
Dengan menangisi keadaan itu, tak ada efeknya sama sekali. Karena buat apa? Mereka yang bahagia kok kamu nangis. Ya udah sih biarin. Kalau mereka bahagia, mau apa.......
Seharusnya kamu jangan nangis, biarkan mereka bahagia, mungkin itu juga akan membuat mu bahagia....suatu saat nanti. Doakan saja yang terbaik untuk mereka (sumpah, ini kesannya kaya ditinggal kawin wkwk)
Merelakan? SULIT WOY! Iya sulit banget. Apalagi merelakan orang yang sudah meninggalkan dunia. Bokap gue maksudnya hehehe. Tapi gue bisa kok, gue udah rela bokap gue pergi dari dunia ini. Lalu, bagaimana dengan kamu yang hanya tinggal merelakan dia yang masih bisa kamu lihat setiap hari? Mudah saja, jika kamu berusaha. Jangan terlalu berharap diluar kemampuan. kemungkinan besar hanya kekecewaan yang akan didapat.
Pada dasarnya, hanya ikhlas yang mampu meredam ketidakrelaan seseorang melihat orang yang disayangnya pergi. Hanya dengan ikhlas, kita bisa tersenyum. Ikhlaskan segalanya. Jangan menangis lagi. Ada yang lebih baik darinya. Kamu hanya ditakdirkan untuk melihat dia bahagia........bukan dengan kamu, iya, dengan orang lain!:)
Orang yang sok tahu itu sih masih wajar, namanya juga manusia, kadang kan kepo, kalo ga kepo tandanya ga care. Tapi kalo ada orang yang suka menghina gimana tuh? Kalo kata anak jaman sekarang sih, suka bully/judge/etc,. Apalagi kalo menghinanya udah keterlaluan banget. Kuping rasanya panas. Tangan juga pengen banget nampar. Bener kan? Gue sih udah biasa ngadepin orang seperti itu. Apalagi waktu itu ada yang menghina gue gara-gara gue anak yatim. Hahahaha lucu ga sih? Gue sih nganggepnya lucu. Nih ya, iya gue emang anak yatim, trus masalah buat dia apa? Dia juga ga ngasih makan gue kan. Terus ngapain repot-repot ngurusin hidup orang, kalo hidupnya aja belum bener. Kurang kerjaan yah, kasihan....
Cara ngadepin orang yang suka merendahkan orang lain sih sebenernya sederhana. Jangan dengarkan! Sulit. Memang. Tapi dengan tak mendengarkan cacian dari orang yang tak suka melihat kebahagiaan kamu, tidak akan membuatmu kepikiran atas omongan yang ga penting itu. Hanya orang sirik yang tak mampu menjadi sepertimu. Mereka yang merendahkanmu adalah mereka yang sangat ingin sepertimu, tetapi tidak mampu. Mereka yang merendahkanmu adalah mereka yang ingin cari perhatianmu. Mereka yang menghinamu adalah orang yang selalu mengingatmu, kapanpun, dimanapun, dan apapun yang kamu lakukan.
Mereka yang menertawakan kamu hari ini, akan menangis dikemudian hari melihat kesuksesanmu. Mereka yang menertawakanmu akan menjadi pecundang.
Sebenarnya tujuan dari orang sirik itu apa ya? Kita sama-sama hidup di dunia, sama-sama makan nasi. sama-sama bisa berusaha, berdoa, dan berkarya. Lalu, buat apa lagi sirik? Orang sirik itu sebenarnya mampu, tetapi mereka malas, lalu mencari kesalahan orang dan menertawakannya. Ga ada orang sirik yang ga nyebelin. Nah. Jadi, kalo ada teman yang sirik, enaknya sih di-senyum-in aja seperti ini ;;;))))))))) ga cuma melatih kesabaran, juga ibadah karena senyum melulu.
Kalo ada yang pernah denger lagu jkt48 - Shiroi Shirt, ada liriknya yang ini "kesedihan dan kesulitan ayo kita cuci", nah, ini, cocok. Daripada nangisin kesedihan, lebih baik kita cuci. Cucinya bukan pake air sama sabun yah -_- gue juga ga tau dicuci pake apa wkwk mungkin dengan melupakan orang yang bikin sakit hati atau menghabiskan waktu sama temen, refreshing atau apa lah gitu :p
Gue selalu senang kalo ada orang lain yang lagi bahagia walaupun.........
iya, ga tau kenapa, gue senang aja gitu liat orang bahagia. Apalagi kalo melihat orang yang deket sama kita bahagia, waaah pasti kita kecipratan bahagianya deh. Contoh; kalo temen kita jadian, kita kadang dapet pj, iya kan? :D
Tapi, saat ada yang bahagia, tapi kamu ingin tersenyum bahagia melihatnya, tapi juga menangis melihatnya, bagaimana? Gue ga perlu jabarin pertanyaan tadi, takut ada salah paham. Yang pasti, jika orang lain bahagia, harusnya sih kita ikut bahagia, apapun itu, sesakit apapun, se-ga-rela apapun, kita harus ikut bahagia. Karena dengan kita bahagia melihat orang yang sedang bahagia, bisa saja tiba-tiba datang kebahagiaan untuk kita sendiri. Kebahagiaan baru yang entah kapan akan datang. Kebahagiaan baru yang bisa memudarkan luka yang sukar untuk dihapuskan. Kebahagiaan baru yang mejadi jembatan agar kita menemukan arti kata 'kebahagiaan' yang sesungguhnya. Tak ada yang mustahil.
Kebahagiaan gue ga muluk-muluk, dengan melihat keluarga, teman, sahabat, dan lainnya bahagia, gue ikut bahagia kok.
Kata orang, merelakan orang yang kita sayang itu lebih sulit ketimbang merelakan orang yang kita sayang pergi dari kita. Kalo menurut gue sih, sulit itu karena manusia nya sendiri yang ingin dibuat sulit. Ya, mereka yang tak ingin, akan merasakan sulit. Bisa ngerti kata-kata gue tadi kan? Merelakan orang yang kita sayang dengan yang lain menurut gue 'why not', kalo orang itu bahagia, gue bisa apa....iya kan? Seperti contohnya; dulu gue punya pembantu, dia ngasuh gue dari gue belum lahir (nahlhooooo?) dari bayi maksud gue wkwkwk trus saat gue udah masuk bangku sekolah, dia izin berhenti karena mau nikah -_- yaa dengan berat hari deh gue kehilangan pembantu gue yang udah gue anggep seperti keluarga sendiri. Itu sama aja kan yah merelakan orang yang kita sayang bahagia dengan yang lain?
Dengan menangisi keadaan itu, tak ada efeknya sama sekali. Karena buat apa? Mereka yang bahagia kok kamu nangis. Ya udah sih biarin. Kalau mereka bahagia, mau apa.......
Seharusnya kamu jangan nangis, biarkan mereka bahagia, mungkin itu juga akan membuat mu bahagia....suatu saat nanti. Doakan saja yang terbaik untuk mereka (sumpah, ini kesannya kaya ditinggal kawin wkwk)
Merelakan? SULIT WOY! Iya sulit banget. Apalagi merelakan orang yang sudah meninggalkan dunia. Bokap gue maksudnya hehehe. Tapi gue bisa kok, gue udah rela bokap gue pergi dari dunia ini. Lalu, bagaimana dengan kamu yang hanya tinggal merelakan dia yang masih bisa kamu lihat setiap hari? Mudah saja, jika kamu berusaha. Jangan terlalu berharap diluar kemampuan. kemungkinan besar hanya kekecewaan yang akan didapat.
Pada dasarnya, hanya ikhlas yang mampu meredam ketidakrelaan seseorang melihat orang yang disayangnya pergi. Hanya dengan ikhlas, kita bisa tersenyum. Ikhlaskan segalanya. Jangan menangis lagi. Ada yang lebih baik darinya. Kamu hanya ditakdirkan untuk melihat dia bahagia........bukan dengan kamu, iya, dengan orang lain!:)
Bagusss Suhuu,,,
BalasHapus